Sabtu, 05 September 2015

Konsep Aqidah Asy'ariyah dan Aqidah Maturidiyah

  • Aqidah Asy'ariyah

Konsep Aqidah Asy'ariyah dimunculkan oleh Imam Abu Hasan Asy'ari. Beliau lahir di Basrah sekitar tahun 260 H/873 M dan wafat di Baghdad 324 H/935 M. Aqidah Asy'ariyah merupakan jalan tengah dari kelompok-kelompok keagamaan yang pada waktu itu berkembang, yakni kelompok Jabariyah dan Qodariyah yang dikembangkan oleh Muktazilah. Pertentangan kelompok tersebut terlihat dari pendapat mengenai perbuatan manusia. Kelompok Jabariyah berpendapat bahwa manusia seluruhnya diciptakan oleh Allah dan manusia tidak memiliki andil sedikit pun. Berbeda dengan pendapat kelompok Qodariyah, bahwa perbuatan manusia seluruhnya diciptakan oleh manusia itu sendiri terlepas dari Allah. Artiny, kelompok Jabariyah melihat kekuasaan Allah itu mutlak, sedangkan kelompok Qodariyah melihat kekuasaan Allah terbatas.

     Asy'ariyah bersifat mengambil jalan tengah (Tawassuth) dengan konsep upaya (al-kasb). Menurut Asy'ariyah, perbuatan manusia diciptakan oleh Allah, namun manusia memiliki peranan dalam perbuatannya. Artinya, upaya (kasb) memiliki makna kebersamaan kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan. Upaya juga bermakna keaktifan dan tanggungjawab manusia atas perbuatannya. Dengan demikian manusia selalu kreatif dan berusaha dalam menjalankan kehidupannya, akan tetapi tidak melupakan Tuhan. Konsep Asy'ariyah mengenai toleransi (tasammuh), mengenai konsep kekuasaan Tuhan yang mutlak, bagi Muktazilah Tuhan WAJIB bersikap adil dalam memperlakukan makhluk-Nya. Tuhan wajib memasukkan orang baik ke surga dan orang jahat ke neraka. Berbeda dengan Asy'ariyah, alasannya kewajiban berarti telah membatasi kekuasaan dan kehendak Tuhan, termasuk soal akal. Muktazilah memposisikan akal diatas wahyu. Berbeda dengan Asy'ariyah akal dibawah wahyu, namun akal diperlukan dalam memahami wahyu. Artinya, dalam Asy'ariyah akal tidak ditolak dan kerja-kerja rasionalitas dihormati dalam kerangka pemahaman dan penafsiran wahyu beserta langkah-langkahnya.
  • Aqidah Maturidiyah
Konsep Aqidah Maturidiyah didirikan oleh Imam Abu Mansyur al-Maturidi. Beliau lahir di Maturid, Samarkand. Wafat sekitar tahun 333 H. Konsep Maturidiyah tidak jauh berbeda dengan konsep Asy'ariyah. Namun pada sandaran madzhabnya saja yang berbeda. Kalau Asy'ariyah bermadzhab pada Imam Syafi'i dan Imam Maliki sedangkan Maturidiyah pada Imam Hanafi.

     Konsep jalan tengah (Tawassuth) yang ditawarkan Maturidiyah adalah jalan damai antara nash dan akal. Artinya pendapat Maturidiyah melihat bahwa suatu kesalahan apabila kita berhenti berbuat pada saat tidak terdapat nash (teks). Begitu juga sebaliknya, salah jika kita larut dan tidak terkendali dalam menggunakan akal. Artinya sama pentingnya menggunakan nash dan akal dalam memahami kekuasaan (ayat-ayat) Allah.

     Dengan munculnya Asy'ariyah dan Maturidiyah merupakan perdamaian antara kelompok Jabariyah yang fatalistik dan Qodariyah yang mengagung-agungkan akal. Sikap Asy'ariyah dan Maturidiyah merupakan sikap Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah dalam beraqidah. Sikap Tawassuth diperlukan untuk merealisasikan amar ma'ruf nahi munkar yang selalu mengedepankan kebijakan secara bijak. Prinsipnya bagaimana nilai-nilai Islam dijadikan landasan dan pijakan bermasyarakat serta dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar