Sabtu, 12 September 2015

Tasawuf Aswaja ala NU

     Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah memiliki prinsip bahwa hakiki tijuan hidup adalah tercapainya keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat, serta selalu mendekatkan diri pada Allah SWT. Untuk dapat mendekatkan diri pada Allah, diperlukan perjalanan spiritual yang bertujuan memperoleh hakikat dan kesempurnaan hidup. Namun hakikat tidak boleh dicapai dengan meninggalkan rambu-rambu syari'at yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. ini merupakan prinsip dari tasawuf Aswaja.

     Kaum Nahdliyin dapat memasuki kehidupan sufi melalui cara-cara yang telah digunakan oleh orang sufi tertentu dalam bentuk thariqah. Tidak semua thariqah memiliki sanad kepada Nabi Muhammad, dan yang tidak memiliki sanad pada Nabi Muhammad tidak diterima sebagai thariqah mu'tabarah oleh Nahdliyin.

     Jalan yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dan pewarisnya, adalah jalan yang tetap memegang teguh pada perintah-perintah syariat seperti ajaran-ajaran tasawuf yang terdapat dalam tasawuf al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi. Tasawuf model al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi diharapkan umat akan dinamis dan dapat menyandingkan antara kenikmatan bertemu dengan Tuhan dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia, seperti yang ditujukan oleh Walisongo yang menyerukan Islam di Indonesia. Dengan model tasawuf yang moderat memungkinkan umat Islam secara individu memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan secara berjama'ah dapat melakukan gerakan kebaikan umat. Sehingga menjadikan umat memiliki kesalehan individu dan kesalehan sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar